barangkali

puisi yang kutulis ketika mengingatmu kehilangan dirinya, bahkan sebelum berhasil mencapai beranda rumahmu

histori dari nomor resi yang kulacak hanya menunjukkan perjalanannya yang semakin entah: semoga ia tersesat di jalan yang benar

kucari-cari jawaban dari
kenapa puisiku kehilangan dirinya sebelum mencapaimu
apakah karena kata dalam puisiku yang kini terlalu mengulang?
atau karena dirimu yang kini terlalu menjulang?

ya, sudahlah
barangkali betul-betul tidak ada lagi kata yang berhasil mengetuk pintu kamarmu, terlebih ucapan selamat pagi yang dikatakan hanya sebagai basa-basi

terakhir kutahu
puisi menjadi malam-malam pendek bulan puasa

Komentar

Postingan Populer